Selasa 20 Mar 2012 13:21 WIB

Nelayan Jateng Tolak Kenaikan BBM

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Didi Purwadi
Nelayan mengangkat keranjang berisi ikan hasil tangkapan mereka. (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Nelayan mengangkat keranjang berisi ikan hasil tangkapan mereka. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ratusan nelayan Jawa Tengah mengadakan aksi penolakan rencana kenaikan BBM. Para nelayan lebih memilih tidak mendapat bantuan langsung tunai (BLT) daripada harga BBM harus dinaikkan.

"Daripada diiming-imingi kapal dan BLT, mending harga BBM jangan dinaikkan," ucap Ketua Forum Nelayan Jepara Utara, Nurhudi, saat ditemui wartawan di sela-sela aksinya di depan Gedung DPRD Jawa Tengah, Selasa (20/3).

Kebijakan pemerintah dengan memberikan BLT selagi harga BBM naik ini dinilai percuma. Kebijakan tersebut malah menambah keterpurukan rakyat. "Ini namanya mengobati orang sakit dengan penyakit," ujarnya.

Jika harga BBM dinaikkan, maka rakyat akan makin jauh dari kesejahteraan. Nurhadi menyebut dengan waktu melaut 18 hingga 22 hari setiap bulannya, nelayan hanya mendapat rata-rata penghasilan sebesar Rp 700 hingga 800 ribu. Apalagi jika BBM yang menjadi bahan bakar kapal dinaikkan, maka jelas akan berpengaruh besar bagi nelayan.

"Pendapatan nelayan akan berkurang, sementara biaya operasional melaut akan bertambah," ucapnya.

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dinilai tetap tidak akan menolong nelayan. Uang yang diberikan jauh lebih sedikit dengan hasil yang didapatkan ketika biaya operasional justru sangat besar. BLSM yang akan diberikan yakni Rp 150 ribu perbulan selama sembilan bulan yang akan diberikan setiap tiga bulan.

"Ini tidak menolong. Belum lagi kalau cuacanya tidak menentu seperti ombak dan gelombang besar, bisa dibayangkan bagaimana dampaknya," ucapnya.

Setiap hari, biasanya nelayan membutuhkan 20 hingga 30 liter solar. Sedangkan hasil tangkapan ikan, jika cuaca mendukung, paling banyak mendapat satu kwintal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement