REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI meminta belas kasihan masyarakat atas segala polemik sepak bola nasional. Komisi Strategi PSSI, Habil Marati, mengatakan PSSI jadi tidak bisa bekerja akibat rong-rongan kelompok tertentu.
Akibatnya, agenda PSSI terpecah mengurusi konflik yang ditebar kelompok tertentu. "Kasihanilah kami. Kapan PSSI bisa mengurusi kompetisi dan membentuk timnas yang kuat jika terus diganggu kerjanya padahal belum setahun," kata Habil.
Karena itu, PSSI sengaja mempercerpat pelaksanaan Kongres Tahunan walau belum genap 12 bulan memutar roda organisasi. Kongres Tahunan PSSI, kata Habil, memperkokoh kinerja PSSI untuk membangun tata kelola sepak bola nasional kedepan.
"Syukur alhamdulillah Kongres Tahunan PSSI telah sukses dijalankan 18 Maret yang dihadiri pengurus teras KONI, Gubernur Kalimantan Tengah, dan seluruh anggota yang terdaftar. PSSI secara legalitas secara pasal statuta tidak ada yang dilanggar. PSSI yang diakui pemerintah, AFC, dan FIFA adalah PSSI Djohar Arifin," kata Habil.
Namun. Habil mengaku risau karena pemerintah tidak menindak pihak di luar PSSI yang sengaja mencatut nama organisasi sepak bola nasional itu. Pihak tersebut mengadakan kegiatan yang disebut KLB.
Menurutnya, sikap tegas pemerintah sangat diperlukan untuk menyelamatkan sepak bola nasional. "Bayangkan kalau tindakan seperti ini terjadi di level negara, tapi tidak ada tindakan. Pastilah itu akan merusak bangsa jika perilaku subversif dijalankan," pungkas Habil