Selasa 20 Mar 2012 21:56 WIB

Salafi Yordania Kecam Pembentukan Parpol Salafi

Kelompok Salafi Yordania menggelar demonstrasi di Kota Az-Zarqa. Mereka menolak pembentukan partai politik Salafi sebagaiman di Mesir dan Yaman.
Foto: Al-Jazirah
Kelompok Salafi Yordania menggelar demonstrasi di Kota Az-Zarqa. Mereka menolak pembentukan partai politik Salafi sebagaiman di Mesir dan Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN – Sebagian besar ulama dan tokoh Salafi di Yordania menolak pembentukan "Partai Salafi" sebagaimana yang terjadi di negara-negara Arab.

Menurut mereka, Salafi Yordania tidak akan ikut-ikutan membentuk partai politik atau mengikuti pemilu seperti yang dilakukan Salafi di Mesir, Yaman, dan negara-negara lainnya.

Meskipun terdapat perbedaan metodologis antara "Salafi Jihadi" yang menentang negara dan "Salafi Ilmiah" yang sebaliknya, namun keduanya sepakat menolak pendirian parpol Salafi. Dalam masalah ini, kedua aliran tersebut satu suara dalam bersikap.

Salah seorang ulama "Salafi Ilmiah" Yordania, Syekh Ali Al-Halabi, mengatakan para tokoh dakwah Salafi di Yordania sepakat menolak secara tegas pembentukan partai politik dalam segala bentuk.

"Salafi Yordania hanya mengikuti fatwa ulama-ulama salaf, khalaf dan kontemporer, bahwa tak satu pun dari mereka yang berpikir tentang hal seperti ini (pembentukan partai)," ujar Halabi sebagaimana dilansir kantor berita Al-Jazirah, Selasa (20/3).

Ia juga mengkritik pembentukan partai Salafi di Mesir (Partai An-Nour) dan di Yaman, yang katanya mendapatkan restu dari dua orang syekh Salafi. Bahkan, Partai An-Nour mengikuti pemilu Mesir, dan mampu bersaing dengan partai bentukan kelompok Ikhwanul Muslimin.

Halabi mengaku terkejut dengan apa yang dia sebut sebagai berkah "klaim Salafi" dalam atribut partai tersebut. "Kami sampaikan, bahwa sebagian orang yang mengaku Salafi itu membentuk partai politik dengan mengklaim diri sebagai orang Salafi. Padahal mereka tidak merepresentasikan Salafi, tapi diri mereka sendiri," tandasnya.

Sementara itu, "Salafi Jihadi" memandang masalah ini sebaiknya dikembalikan kepada Alquran dan sunah. "Posisi kami dalam hal ini, lebih baik dikembalikan kepada Kitab Allah dan sunah Rasulullah. Sebab, segala sesuatu selain Alquran dan sunah dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman," ujar salah seorang tokoh "Salafi Jihadi", Abu Muhammad Al-Tahawi.

Tahawi tak menampik jika ada kalangan di Mesir dan Yaman yang membentuk parpol Salafi. Namun, kata dia, mereka tak ada hubungannya dengan Salafi Yordania. "Mereka adalah golongan Salafi murji'ah yang dibentuk oleh syekh-syekh Arab Saudi. Kami menolak apa yang mereka lakukan dan mengecam keras tindakan intervensi terhadap Salafi," tegasTahawi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement