REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak Senin lalu, warga Kota Surabaya dihebohkan dengan serangan serangga tomcat atau kumbang rove.
Namun sebenarnya, bukan kali ini saja Tomcat melanda Jawa Timur. Pada 2008, tercatat serangan "tomcat" juga terjadi di areal perumahan yang di kelilingi oleh kebun tebu di Tulungagung. Saat itu jumlah penderita sebanyak 260 orang.
Masih di tahun yang sama, terjadi di Kecamatan Besuki, Tulungagung. Wilayah tersebut merupakan daerah pedesaan dengan lingkungan sekitar terdapat tanaman padi dan jagung. Jumlah penderita sebanyak 60 orang dengan gejala gatal-gatal, panas atau iritasi, bintik-bintik, berair dan menimbulkan bekas hitam pada kulit.
Pada 2009 di Kota Gresik terjadi di sebuah rumah susun. Penderita gatal-gatal sekitar 50 orang. Pada 2010, di wilayah Kenjeran, sekitar 20 orang juga mengalami gejala yang sama.
Pada Selasa (13/3), dilaporkan seorang penghuni Apartemen Eastcoast Pakuwon City mengalami gatal-gatal, luka di bagian wajah, tubuh, lengan dan terasa panas yang ditimbulkan oleh cairan beracun serangga Tomcat. Pada Sabtu (17/3), serangga juga menyerang sekolah di Kenjeran dan beberapa lokasi di Wonorejo Surabaya, termasuk pangkalan taksi kota.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganggap serangan serangga tersebut masih dalam cakupan regional (kelurahan) sehingga belum mengeluarkan pernyataan pers. Dalam siaran persnya, Kemenkes menjelaskan upaya penanggulangan yang telah dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur dan Kota Surabaya.
Hasil investigasi yang dilakukan oleh tim Dinkes Provinsi Jawa Timur dan Kota Surabaya hingga Senin, (19/3) didapat hasil bahwa jumlah penderita luka karena kontak dengan serangga sebanyak 48 orang. Mereka berobat di tujuh Puskesmas dan satu layanan kesehatan swasta.
Sebagian pasien sudah sembuh. Sebagian lain dengan keluhan di kulit yang tidak terlalu hebat. Pihak Dinas Pertanian Kota Surabaya telah menerima laporan dari masyarakat tentang keberadaan serangga yang juga dikenal dengan semut semai atau semut kayap. Setelah didata tercatat serangga tersebut tersebar di 26 titik.
Dinkes juga telah melakukan sosialisasi kewaspadaan masyarakat agar terhindar dari serangga dan menghimbau melakukan upaya pencegahan.