REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Serangan serangga Tomcat yang tengah melanda beberapa daerah cukup membuat masyarakat setempat resah. Masyarakat diminta lebih waspada terhadap Tomcat betina, karena mengandung lebih banyak racun.
Pakar entomologi (ilmu tentang serangga) dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Aunu Rauf mengatakan, racun pada Tomcat terkandung dalam cairan darahnya. Dalam darah Tomcat, terdapat 'pederin' yang apabila terkena kulit manusia akan menimbulkan iritasi.
Pederin sendiri dihasilkan oleh bakteri endosimbion. "Yang menarik bahwa endosimbion lebih banyak ditemukan pada serangga betina dibandingkan serangga jantan," kata dia, Selasa (20/3).
Untuk membedakan antara Tomcat jantan dan betina, lanjut dia, dapat dilihat dari ukurannya. Tomcat betina lazimnya memiliki ukuran lebih besar daripada pejantan
Aunu menambahkan, Tomcat sebenarnya tidak menggigit. Namun apabila tergencet, maka cairan tubuh Tomcat akan langsung mengenai kulit dan menyebabkan iritasi yang cukup parah. Luka iritasi ini biasanya akan sembuh dalam 5 ? 10 hari. "Jika dihinggapi Tomcat, jangan ditepuk," ujarnya.