REPUBLIKA.CO.ID, Plt ketua pengda PSSI Jatim Peni Suparto mengatakan, dualisme PSSI yang terjadi saat ini sangat tidak baik untuk kemajuan sepakbola Indonesia. Makanya, ketua pengda PSSI hasil penunjukan ketua umum PSSI Djohar Arifin Husein ini menilai bila perkembangan sepak bola Indonesia akan berjalan lebih baik jika PSSI diberi sanksi oleh FIFA.
"Dualisme PSSI ini sudah tidak terbendung. Jika disatukan saya kok tidak yakin itu bakal bisa terealisir dengan baik dan kondusif terhadap sepak bola Indonesia. Jadi, satu-satunya penyelesaian menurut saya FIFA memang harus memberi sanksi," jelas Peni Suparto yang juga ketua umum Persema Malang ini kepada wartawan di Malang, Selasa (20/3).
Menurut dia, dengan sanksi tersebut perkembangan sepak bola Indonesia akan lebih baik. Alasannya, persoalan-persoalan yang muncul selama ini bisa diselesaikan secara pelan-pelan tapi pasti.
Semua persoalan itu, kata dia, akan terurai dengan baik oleh waktu. Sebab, kepentingan-kepentingan di luar sepakbola yang selama ini banyak mewarnai, diyakini akan terkikis dengan sendirinya. Sehingga, pembinaan akan terfokus dengan baik.
Dia memberikan contoh kasus Brunei Darussalam. Menurut Peni Suparto yang juga wali kota Malang ini, sepak bola di Negeri Sultan Hasanal Bolkiah itu pernah disanksi FIFA selama dua tahun.
Selama menjalani sanksi itu, Brunei Darussalam tidak ada masalah dengan perkembangan sepakbolanya. "Justru mereka berkembang dengan pesat. Buktinya, mereka mampu mengalahkan beberapa negara Asian lainnya, termasuk Indonesia," katanya.
Karena itu, dia sangat setuju jika FIFA menjatuhkan sanksi pada PSSI. Persepakbolaan Indonesia dilarang berkiprah di kancah internasional dalam beberapa tahun selama masih terjadi dualisme PSSI. "Dengan begitu, kita bisa fokus pada pembinaan. Nanti, begitu terbebas dari sanksi itu, Indonesia bisa lebih baik dan mampu menjadi macan Asia dalam setiap kompetisi persepakbolaan yang berlabel internasional," pungkasnya.