Rabu 21 Mar 2012 08:36 WIB

Aquino Batalkan Pangkalan Militer Permanen AS

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Wanita Filipina membakar bendera Amerika Serikat saat menggelar aksi demonstrasi menentang kehadiran tentara Amerika Serikat di Filipina.
Foto: AP/Pat Roque
Wanita Filipina membakar bendera Amerika Serikat saat menggelar aksi demonstrasi menentang kehadiran tentara Amerika Serikat di Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Presiden Filipina telah membatalkan gagasan pangkalan militer permanen bagi pasukan Amerika Serikat (AS). Walau demikian Filipina juga masih mengizinkan pesawat tak berawak AS untuk melakukan misi pengintaian di negaranya.

"Kapal AS bisa datang dan bertugas di sini, dapat menambah jumlahnya. Tetapi konstitusi kita tidak akan mengizinkan operasional mereka selamanya di sini dalam bentuk apapun," kata Presiden Filipina, Benigno Aquino, dalam wawancara bersama AFP di Istana Malacanang di ibukota Manila, Selasa, (20/3), seperti dilansir Press TV.

Ada kemungkin, katanya, AS menambah personil militer. Tetapi, Filipina telah menegaskan secara jelas kapan mereka hadir dan kapan mereka harus keluar. "Mereka tidak bisa berada di sini secara permanen," tambahnya. Meski begitu, Aquino masih mengizinkan pesawat tak berawak AS untuk beroperasi, selama tidak ada pelanggaran dari AS.

Tetapi kesepakatan pangkalan militer AS, dianggapnya telah membatasi pasukan Filipina untuk melakukan latihan militer di Asia Tenggara. Kesepakatan ini hanya meningkatkan militer dan kapal angkatan laut AS ke pelabuhan negara itu.

Pasukan AS telah berada di Filipina sejak awal 2002. AS terus meningkatkan kehadirannya di wilayah ini dan merencanakan menggunakan kapal-kapal tempur AS di Singapura. AS juga berusaha menyebar kapal tempurnya di Thailand. Hal itu dilakukan saat Filipina dan Cina mempersengketakan wilayah maritim dan isu keamanan lainnya di tahun lalu.

Di sisi lain, lanjut Aquino, AS telah membantu meningkatkan kemampuan pertahanannya. Filipina telah meminta Washington untuk memasok dengan jet tempur F-16, pesawat angkut, kapal patroli dan sistem radar untuk pertahanan militernya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement