REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sebagai bentuk penolakan terhadap rencana kenaikan BBM, ratusan muslimah dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jabar menggelar aksi unjuk rasa di halaman Gedung Sate, Rabu (21/3). Selain berorasi, massa menggelar performance art. Mereka membawa berbagai peralatan masak dan nasi aking.
Dalam aksi itu, salah seorang pendemo berpakaian compang-camping menggendong boneka. Ia duduk di depan berbagai peralatan masak. Dari mulai panci, kompor minyak, tungku kayu, kompor gas sampai nasi aking. Di depan tempat nasi aking, tertulis 'Menu kemeralatan, nasi basi yang dikeringkan'. Sedangkan di depan tabung gas tertulis 'Kosong karena tak mampu isi ulang'
"Ini merupakan simbol jeritan hati ibu-ibu yang tidak siap menghadapi kenaikan harga BBM," kata Ketua Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Barat, Siti Nafidah, di sela-sela aksinya.
Dengan mengenakan ikat kepala dan berbaju hitam, di bawah terik matahari, seorang ibu tampak memperagakan aksi memasak menggunakan alat dapur seperti wajan, bakul nasi, dan kompor dengan ekspresi wajah sedih.
Menurut Siti, jika kenaikan harga BBM telah ditetapkan maka hal tersebut akan semakin menambah beban hidup masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga.
"Dan kaum ibu adalah salah satu pihak yang langsung akan merasakan akibat buruk. Kesulitan demi kesulitan akan terjadi akibat kebijakan ini," kata Siti.
Menurut dia, kenaikan harga BBM bisa dicegah jika pemerintah benar-benar memiliki kemauan politik untuk memperhatikan nasib rakyatnya.