REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Australia tertarik berinvestasi di bidang peternakan sapi di Indonesia. Menteri Perdagangan Indonesia, Gita Wirjawan mengungkapkan Australia semakin terbuka menanam investasi terutama di sektor peternakan sapi.
"Mereka kelihatannya sudah terbuka matanya setelah kita beri sedikit perspektif lah mengenai betapa besar opportunitynya," ujar Gita saat kunjungan dengan Menteri Perdagangan Australia, Rabu (21/3).
Gita menjelaskan, konsumsi sapi di Indonesia tak akan lagi cukup 2 kg per tahun per orang. Menurut dia, potensi itu bisa ditingkatkan menjadi 20 kg per tahun per orang. Jika potensi itu bisa ditanam dalam bentuk investasi, keuntungan Australia bisa menjapai 35 Miliar Dollar per tahun dari konsumsi daging sapi.
"Itu baru daging, belum susu," tambahnya. Namun, investasi itu mungkin baru akan terealisasi 10-15 tahun lagi.
Gita Wirjawan akan memulai komitmen perdagangan (CEPA) dengan Australia secepatnya. Ia ingin kerjasama itu berlanjut di bidang investasi. "Supaya bukan hanya terjadi keseimbangan dalam konteks perdagangan tapi juga bisa didukung dengan investasi. Itu yang tadi saya tekankan," ujar Gita.
Dalam waktu dekat, komitmen perundingan perdagangan Indonesia dan Australia diwujudkan dengan penamanan investasi. Namun jumlahnya masih sedikit.
Australia memantapkan target 15 Miliar Dollar AS dengan Indonesia pada tahun 2015. Menteri perdagangan Australia Craig Emerson menyatakan siap untuk melakukan kerjasama komprehensif dengan Indonesia.
Emerson mengungkapkan kerjasama ini tak hanya bermanfaat untuk perusahaan besar tapi untuk UKM. Menteri Australia membawa delegasi bisnis yang berminat melakukan perdagangan bidang peternakan.
Dalam skema CEPA Indonesia Australia (IA), Australia berkomitmen memberikan bantuan pelaku bisnis agar dapat melakukan scoping study mengenai Indonesia Australia CEPA pada level swasta. Pemerintah Indonesia menyambut baik rencana itu sebagai peran aktif swasta mendukung IA CEPA yang maksimal.