REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PRIOK -- Kondisi pesisir Jakarta kritis, namun tak ada upaya dukungan tanaman mangrove. Alih-alih memperbaiki, reklamasi justru tengah menjadi rencana pemerintah.
Manager Kampanye Kehutanan dan Perkebunan Besar Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Dedi Ratih, menanggapi permasalahan pantai Jakarta yang minim mangrove. Menurutnya, kondisi memperihatinkan pesisir Jakarta sekarang ini diakibatkan pencemaran dan tidak adanya upaya untuk menjaga.
"Perlu adanya perlindungan kawasan itu (mangrove). Beberapa nelayan kan sangat perhatian karena kebutuhan ikan itu tergantung mangrove," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (21/3).
Upaya-upaya penyelamatan, kata Dedi, dapat dilakukan dengan dukungan dari masyarakat pesisir serta mengurangi reklamasi pantai. Menurut Dedi, reklamasi menjadi dampak yang besar atas kerusakan mangrove dan pesisir. "Jangan semuanya dirubah, lihat dampak kedepannya," ujar Dedi.
Menurutnya, pemerintah terkait selama ini tak serius melakukan upaya penyelamatan ataupun pengawasan. Padahal kerusakan mangrove juga dapat berdampak dari meningkatnya permukaan air. "Karena perubahan-perubahan seperti itu, harusnya perlu dilakukan upaya perbaikan," tuturnya.
Hutan mangrove berfungsi menjaga kestabilan garis pantai. Pohon tropis tersebut mencegah pantai dari abrasi atau erosi, menahan sedimen, serta sebagai kawasan rembesan filter air laut yang asin menjadi tawar. Mangrove juga mampu mengolah limbah pencemaran.
Bagi habitat laut, mangrove sangat penting sebagai tempat bertelur serta sebagai habitat alami.