REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri Nuclear Security Summit (NSS) di Korea Selatan. Presiden SBY akan membawa misi untuk mengkampanyekan pelucutan senjata nuklir.
“Harus ada upaya global untuk melucuti senjata nuklir yang ada,” katanya, Kamis (22/3).
Hal ini pun sempat dibicarakan bersama Sekjen PBB Ban Ki Moon yang datang ke Indonsia beberapa waktu lalu. Presiden SBY dan Sekjen PBB sama-sama tidak puas dengan pembahasan dan tindakan terhadap senjata nuklir yang ada sekarang ini. Ia juga berpandangan penanganan terhadap senjata nuklir berjalan lamban.
“Kita perlu melihat dari safety-nya. Pendek kata, urusan nuklir harus dibicarakan secara global jangan sampai masa depan anak kita terhantui oleh nuklir yang tidak tepat,” katanya.
Seharusnya, lanjut dia, nuklir bisa memberikan manfaat dan menjadi solusi dalam permasalahan manusia sekarang ini. Menurutnya, dunia harus belajar dari peristiwa di Jepang saat reactor nuklir mengalami kebocoran.
Presiden SBY melakukan kunjungan kerja ke Beijing, Hong Kong, dan Korea Selatan sejak 22-28 Maret 2012. Kunjungan ke Korea Selatan pada 26 Maret 2012. Presiden SBY akan menyampaikan serangkaian pidato antara lain Nuclear Security-Safety Interface dan National Measures and International Cooperation to Enhance Nuclear Security, including Future Commitments.
Selain menghadiri KTT Keamanan Nuklir, Presiden SBY juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Lee Myung-bak. Di sana, akan ditandangani MoU on Comprehensive Energy Cooperation dan MoU on Transportation.