REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Indonesia menjadi negara kelima di dunia sebagai produsen vaksin "Pentavalent" yang dikembangkan oleh PT Bio Farma (Persero). Vaksin tersebut diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam maupun luar negeri.
Vaksin pentavalent itu siap diluncurkan pada akhir 2012. "Terobosan produksi vaksin terbaru kami ini menempatkan Indonesia sebagai negara kelima yang memproduksi vaksin pentavalent," kata Kepala Bidang Humas PT Bio Farma (Persero) Nurlaela di Bandung, Jumat (23/3).
Vaksin pentavalent adalah gabungan vaksin dari lima varian vaksin yakni difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan hermophilusinfluenza tipe B (HIB).Negara lainnya yang sudah memproduksivaksin itu antara lain Amerika Serikat, Belgia, dan Prancis.
Menurut Lala, vaksin pentavalent itu akan dipasarkan di luar negeri karena telah mendapat sertifikasi dari WHO. Melalui lembaga kesehatan dunia itu pula vaksin itu akan dipasarkan kepada negara-negara yang di dunia maupun dari pemasaran bisni to bisnis.
Selain itu vaksin terbaru dari Bio Farma itu juga akan memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan saat ini telah menjalani proses di Badan pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk selanjutnya disosialisasikan dan dipergunakan.
"Vaksin ini akan mendukung program imuninasi di Indonesia, selain lebih lengkap juga lebih efektif," katanya. Angka produksi Pentavalent sendiri bergantung pada kebutuhan. Di Indonesia, targetnya vaksin ini dikonsumsi 4,8 juta bayi.
Selain vaksin baru, Bio Farma menargetkan pemasaran tahun ini akan mencapai Rp1,4 triliun atau pertumbuhan 10-15 persen dibanding 2011. Dari pendapatan sebesar itu, perusahaan vaksin satu-satunya di Indonesia itu menargetkan peningkatan keuntungan bersih sebesar Rp408 miliar pada 2012. Pada 2011, perusahaan vaksin itu meraih keuntungan sebesar Rp303 miliar.