REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Manajemen penjara Israel mengungkapkan sekitar 21 tahanan Palestina melakukan aksi mogok makan terbuka. Aksi itu sebagai bentuk solidaritas untuk Hana Shalabi yang juga menolak makan dan minum dan kini memasuki hari ke-36.
Media Israel pada Kamis (22/3) mengutip manajemen penjara bahwa tahanan di sejumlah penjara di Israel mulai melakukan aksi mogok makan. Sumber di internal penjara Israel juga mengungkap, 24 tawanan administratif juga melakukan aksi mogok makan terbuka. Gerakan itu sebagai bentuk protes atas penangkapan mereka tanpa dakwaan maupun persidangan, Fenomena ini dikhawatirkan akan terus meningkat.
Sementara itu, Lembaga Pimpinan Tawanan Hamas di penjara Israel menegaskan akan terus melanjutkan revolusi tawanan, menolak kezaliman dan menuntut kebebasan dan kehormatan. Mereka menegaskan akan terus melanjutkan perjuangan, sebagai kelanjutkan dari pertempuran besar. “Mogok makan untuk meraih kemuliaan dan kehormatan,” semua faksi tawanan bersatu akan melakukan perjuangan ini.
Dalam keterangan pers yang dirilis situs gerakan “Bebaskan Putera Kami”, Kamis (22/3), Lembaga Pimpinan Tawanan memperingatkan penjajah Israel, jika tawanan Haji Ali atau Hana Shalabii gugur dalam aksi mogok makan, maka perimbangan dan sarana perjuangan akan mengalami perubahan.
Lembaga itu juga menuntut segenap kekuatan pejuang dan rakyat Palestina untuk mengambil peran dan bertanggung jawab terhadap perkembangan genting di dalam penjara Israel. Bebaskan Putra juga menyampaikan apresiasi terhadap konsistensi dan keteguhan para pejuang kebebasan yang melakukan mogok makan.
Sebelumnya, tananan Hana Shalabi tumbang dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Meir di Kfar Saba.Seorang dokter independen dari Dokter untuk Hak Asasi Manusia Israel yang memeriksa Shalabi mengungkapkan, hidup Hana dalam resiko kematian. Sebab, Hana mengalami pelemahan otot-otot dan berat badan nya turun hingga 14 kilogram.