REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kenny Dalglish menolak kritik yang mengatakan bahwa perjalanan Liverpool di Liga Utama Inggris merupakan kegagalan.
Pasukan Dalglish memiliki peluang sangat kecil untuk lolos ke Liga Champions, setelah takluk 2-3 dari QPR pada tengah pekan, yang membuat mereka tertinggal 12 poin dari tim peringkat keempat, Tottenham.
Dengan hanya sembilan pertandingan tersisa, Liverpool kelihatannya akan kembali absen pada kompetisi papan atas klub Eropa, meski lolos ke turnamen tersebut merupakan tujuan utama mereka di awal musim.
Lini pertahanan Liverpool, bermain buruk sehingga mereka kemasukan tiga gol pada 13 menit terakhir, untuk kalah 2-3 dari QPR.
Ini merupakan kekalahan keempat Si Merah dari lima pertandingan terakhir, namun manajer Liverpool, Dalglish, menolak untuk panik, dan ia menegaskan bahwa timnya yang menjuarai Piala Liga, yang juga lolos ke perempat final Piala FA, masih memiliki kesempatan untuk dimainkan.
"Apapun yang ingin kami capai di awal musim, tidak berubah," ucapnya.
"Apa yang kami katakan adalah kami akan mencoba melakukan upaya terbaik untuk memenangi setiap pertandingan, dan kami akan meneruskannya seperti itu."
"(Hasil pertandingan melawan QPR) itu mengecewakan kami dalam berbagai jalan, namun kami harus mengesampingkan derita itu, tidak menyesali diri, dan hanya melanjutkannya."
"Kami akan tetap memainkan setiap pertandingan, dan mencoba untuk mendapatkan yang sebaik mungkin dapat kami lakukan. Kami harus terus melaju dan mencoba untuk menyenangkan sebanyak mungkin orang yang mendukung Liverpool."
Dalglish melihat tidak ada alasan untuk bereaksi buruk setelah kekalahan dari QPR, namun ia memperingatkan pada pemainnya bahwa mereka harus belajar dari kekalahan kesembilan di musim ini.
"Jangan terlena pada 13 menit terakhir, ambil pelajaran dari hal itu," ucapnya.
"Kami tidak akan menghapus 13 menit terakhir dari ingatan kami, namun kami akan bekerja keras untuk memastikan hal itu tidak terulang kembali."
"Tidak ada cara lagi untuk kami meremehkan pertandingan. Kami tidak akan pernah meremehkan pertandingan apapun yang kami mainkan."
"Bagi kami, begitu banyak upaya bagus pada malam yang lain. Hanya meletakkan bagian terakhir dari pekerjaan bagus dari yang mereka lakukan, yang kemungkinan merupakan hal tersulit."