REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Kanada menangguhkan bantuan kemanusiaan ke Mali menyusul aksi kudeta militer. Kanada mengutuk aksi kudeta militer tersebut sebagai 'serangan terhadap demokrasi'.
Ottawa mengatakan pihaknya segera menangguhkan program bantuan yang disalurkan langsung kepada pemerintah Mali. Sementara, penyaluran bantuan melalui lembaga bantuan kemanusiaan dan kelompok non-pemerintah akan terus berlanjut.
"Kanada benar-benar mengutuk serangan terhadap demokrasi oleh sebuah faksi di militer Mali," kata Menteri Luar Negeri John Baird. "Kami menyerukan mereka yang berada di balik kudeta ini segera menarik diri. Ini agar konstitusi, perdamaian dan stabilitas dapat dipulihkan."
Kanada adalah salah satu negara donor terbesar Mali. Bantuannya mencapai sekitar 109 juta dolar AS pada tahun lalu.
Kudeta kejutan dipimpin oleh sekelompok prajurit berpangkat rendah. Mereka mengaku terpaksa melakukan kudeta karena ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi pemberontakan Tuareg di wilayah utara.
"Karena iklim saat ini tidak kondusif, Kanada tidak mungkin mendistribusikan bantuan dolar secara efektif," kata Menteri Kerja sama Internasional Beverley Oda. "Kami berdiri bersama rakyat Mali. Kami mendesak mereka yang bertanggung jawab untuk mengutamakan kepentingan rakyat Mali."