REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, akan berkunjung ke Korea Selatan di tengah ketegangan negara tersebut. Ketegangan muncul setelah Korea Utara merencanakan peluncuran roket pada April mendatang.
Sebelum menuju Seoul, Obama mendatangi Zona Demiliterisasi antara kedua Korea. AS prihatin atas rencana peluncuran roket Korea Utara dengan dalih sebagai uji coba rudal. Washington menuduh Pyongyang memiliki itikad buruk dengan mengumumkan peluncuran roket tersebut. Namun, pihak Pyongyang menyatakan hanya ingin meluncurkan satelit ke orbit.
Pada Senin (26/3) besok, Obama akan menghadiri Konferensi Keamanan Nuklir di Seoul. Pertemuan tersebut membahas cara-cara mencegah militan memperoleh bahan nuklir. Namun, isu peluncuran roket Korea Utara diperkirakan akan menjadi topik utama pada pertemuan tersebut.
Awal pekan ini, Jepang mengatakan tengah menyiapkan pertahanan anti rudal menjelang peluncuran roket Korut yang diperkirakan sekitar tanggal 12 dan 16 April. Pihak Pyongyang mengatakan roket yang menjadi peringatan ulang tahun ke-100 Pemimpin Kim Il-Sung tersebut akan mengambil lintasan selatan baru, bukan rute timur melalui Jepang. Asisten Menteri Luar Negeri, Kurt Campbell mengatakan, area antara Australia, Indonesia dan Filipina kemungkinan akan menjadi jalur penerbangan.
Selama ini, Korut menunjukkan pengembangan teknologi Balistik dengan uji coba jarak tes yang telah berlangsung tiga kali. Namun, para ahli mengungkapkan tak ada satu pun yang berhasil mencapai orbit. Saat peluncuran, puing-puingnya jatuh ke bumi.