REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON – Usai meninjau sejumlah jalan rusak di Cilegon, Banten, pada Ahad (25/3), Wakil Presiden Boediono menegaskan perlu adanya upaya untuk menyelesaikan permasalahan jalan di kawasan tersebut. Terlebih lagi, ada berbagai persoalan kompleks yang terjadi di beberapa proyek pengerjaan jalan.
“Urat nadi dari sektor riil adalah jalan,” tegasnya saat meninjau jalan rusak. Di kawasan tersebut, setidaknya ada tiga proyek jalan besar yang bermasalah. Yakni, jalan nasional yang menghubungkan Anyer-Cilegon; akses jalan lingkar selatan yang digagas Pemda setempat; dan akses untuk Jembatan Selat Sunda yang sudah diwacanakan oleh pemerintah pusat.
Ketiga proyek jalan ini masih menyisakan sejumlah persoalan. Misalnya, untuk proyek jalan nasional, terganjal dengan permasalahan administrasi. Karena pemenang tender untuk proyek tersebut yakni Istaka Karya dinyatakan pailit sedangkan kontrak pinjaman dengan Bank Dunia tidak bisa dibatalkan.
Hingga akhirnya, pengerjaannya dilakukan oleh kontraktor lainnya Waskita. Tetapi, saat pengerjaan ditengah jalan oleh kontraktor baru, Istaka Karya ‘hidup’ kembali. Inilah yang menjadi persoalan.
Wapres mengatakan masalah pinjaman komersial ada kaitannya dengan upaya kita untuk mengubah kontrak dengan bank dunia. “Kita ingin segera, kita akan memanggil untuk segera memperlancar ini. Karena, pelaksanaanya ada masalah,” katanya.
Sedangkan untuk Jalan Lingkar Selatan (JLS), ditegaskannya sudah disepakati adanya peran dan bantuan dari pemerintah pusat dan bekerja sama dengan Pemda serta pihak industri yang berkepentingan di kawasan tersebut. Untuk akses Jembatan Selat Sunda (JSS), pemerintah berencana untuk menyatukan aksesnya dengan JLS. Meskipun diakui jika pengerjaannya masih belum optimal.