REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anggota KPU dan Bawaslu yang baru sudah terpilih oleh Komisi II DPR. Ada harapan bagi para anggota baru ini agar mampu menghadapi tantangan di masa depan. “Tantangan KPU dan Bawaslu yang paling sulit adalah menjaga independensi dan profesionalitas,” kata anggota Komisi II DPR, Abdul Malik Haramain, Ahad (25/3).
Tantangan itu terutama terkait dengan tekanan dan intervensi dari partai-partai. Menurutnya, satu-satunya cara, para anggota KPU dan Bawaslu ini harus berani dan bekerja professional serta tidak perlu mendengarkan kepentingan partai yang tidak sesuai dengan amanat UU.
Menurutnya, dengan alasan itu pula pengawasan dari parlemen dan ekstra parlemen tetap harus dilakukan. Politisi PKB ini menilai masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan sebelum menghadapi tahapan pemilu 2014.
Pertama, menentukan struktur kepemimpinan KPU sekaligus membangun kebersamaan untuk mendukung manjemen kinerja anggota KPU. “Terutama yang paling penting menentukan tupoksi masing-masing anggota KPU sesuai keahlian dan pengalaman masing-masing,” katanya.
Kedua, memastikan dukungan birokrasi/kesekjenan KPU sebagai support utama dalam menyelenggarakan pemilu. Ketiga, melakukan konsolidasi dengan KPUD Propinsi - KPU Kab/Kota. Menurutnya, kelemahan KPU periode sebelumnya diantaranya kepemimpinan yang lemah dan konsolidasi ke birokrasi lemah, akibatnya antara KPU dengan Birokrasi KPU sering masalah.