REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Aksi menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kembali terjadi. Di Kabupaten Indramayu, penolakan itu disuarakan pengurus dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Senin (26/3), sekitar pukul 10.00 WIB.
Massa yang berjumlah ratusan orang itu menggelar aksinya di depan gedung DPRD Kabupaten Indramayu. Di tempat tersebut, massa yang mengenakan kaos seragam PDIP berwarna merah tersebut menggelar orasi secara damai.
Dalam orasinya, mereka menolak dengan tegas rencana kenaikan harga BBM. Pasalnya, kebijakan tersebut akan berdampak pada melonjaknya kebutuhan barang-barang pokok. "Nasib wong cilik akan semakin sengsara,’’ ujar korlap, yang juga Ketua DPC PDIP Kabupaten Indramayu, Syamsul Bahri.
Selain menyebabkan harga barang meroket, lanjut Syamsul, kenaikan harga BBM juga akan membuat pabrik-pabrik menjadi kesulitan. Akibatnya, bayangan pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi ancaman serius bagi para buruh pabrik.
"Pengangguran akan terjadi dimana-mana," kata Syamsul.
Syamsul mengungkapkan, keputusan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM adalah kebijakan yang tidak pro rakyat. Apalagi, saat ini rakyat kecil masih terhimpit kesulitan ekonomi.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Indramayu dari PDIP, Kuswanto, yang menemui pengunjuk rasa, mengaku sepakat dengan aspirasi tersebut. Dia menyatakan, tidak setuju jika harga BBM dinaikkan.
‘’Kami akan sampaikan aspirasi ini kepada Pusat,’’ tandas Kuswanto.