REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Meski sebelumnya sudah diberikan batas waktu hingga 20 Maret 2012, ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, optimistis Indonesia terhindar dari sanksi oleh Badan Sepakbola Dunia (FIFA) terkait dualisme kompetisi,
Keyakinan tidak akan adanya sanksi untuk Indonesia tersebut, menurut Djohar, karena kepemimpinannya di organisasi sepakbola nasional mendapat dukungan penuh dari semua anggota federasi sepakbola di Asia, dan juga anggota Komite Eksekutif (Exco) AFC, saat mereka melakukan pertemuan di markas AFC, Kuala Lumpur, Malaysia, belum lama ini.
"Semua angggota federasi di Asia mendukung upaya kami dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Lima poin rekonsiliasi yang kami tawarkan mendapat acungan jempol dari mereka, termasuk dari Exco AFC. Karena itulah, rekomendasi perpanjangan deadline untuk Indonesia diterbitkan dan sudah dikirim ke FIFA," kata Djohar dikutip dari Humas PSSI, Selasa (27/3)
Surat rekomendasi itu, menurut Djohar, dikirim ke FIFA dengan harapan agar dalam sidang Exco FIFA yang akan berlangsung di Zurich, 29-30 Maret mendatang, masalah yang terjadi di Indonesia tidak masuk dalam agenda sidang.
Dengan begitu, PSSI diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah internal setidaknya hingga enam bulan ke depan. Atau pada saat Exco FIFA kembali menggelar sidang lagi.
"Harapan kita memang jangan sampai ada sanksi. Sebab, jika saja sanksi itu turun, yang rugi adalah sepakbola Indonesia. Untuk itulah, segala upaya sedang kami lakukan. Salah satunya adalah kembali membuka pintu bagi tim-tim yang ISL (Indonesia Super League) untuk kembali berkompetisi di bawah kendali PSSI. Kami ingin secepatnya masalah dualisme kompetisi ini selesai, sehingga timnas Indonesia bisa tampil secara utuh dengan menampilkan semua pemain terbaik yang ada," tegas Djohar.
Djohar juga mangaku heran dengan adanya upaya pihak-pihak tertentu yang menginginkan sanksi dari FIFA dijatuhkan untuk Indonesia.
Bahkan mereka sangat menginginkan agar sepakbola Indonesia mendapat sanksi, dengan terus melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan mendirikan kepengurusan PSSI yang baru, meski tidak mendapat legitimasi dari AFC maupun FIFA.
"Aneh memang, karena semua federasi di Asia dan juga anggota Exco AFC yang nota bene orang asing saja sangat mendukung upaya PSSI agar Indonesia tidak sampai terkena sanksi dari FIFA. Tapi justru anak bangsa sendiri yang menginginkan adanya sanksi itu untuk segera dijatuhkan. Ini jelas cuma membela ambisi dan kepentingan kelompok tertentu dengan sengaja membuat kekakacauan. Sebab, mereka mendapatkan sesuatu dari ribut-ribut seperti yang terjadi saat ini," kata Djohar.
Sanksi terhadap sepakbola Indonesia dari FIFA memang sepertinya tidak akan dijatuhkan dalam waktu dekat. Itu karena dari 32 agenda "meeting Exco FIFA" tertanggal 19 Maret yang telah dirilis dan ditanda tangani langsung Sekjen FIFA, Jerome Valcke, masalah sepakbola Indonesia tidak termasuk.
Dengan begitu, FIFA dipastikan menerima permintaan dari Exco AFC untuk memberikan perpanjangan deadline kepada PSSI untuk segera menyelesaikan masalah yang terjadi.