REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Sentimen positif pernyataan Gubernur Federal Reserve Ben Bernanke diprediksi akan menopang kenaikan harga emas untuk beberapa hari ke depan. Target harga emas dalam jangka pendek akan menuju area 1.715 dolar AS per troy ons, yang kemudian berlanjut ke 1.725 dolar AS per troy ons, kata Head of Research & Analysis Division PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dalam risetnya.
Ariston mengungkapkan Bernanke menilai bahwa turunnya tingkat pengangguran Amerika Sertikat masih belum stabil. Dan agar penurunannya berlanjut memerlukan pertumbuhan produksi dan permintaan konsumen dan bisnis yang lebih cepat. Untuk itu diperlukan kebijakan akomodatif lanjutan.
Selain itu, katanya, AS masih membutuhkan tingkat suku bunga rendah dan program stimulus pembelian aset yang besar atau yang sering disebut pelonggaran kuantitatif.
"Pernyataan ini langsung ditanggapi pasar bahwa kebijakan pelonggaran kuantitatif ketiga (QE 3) masih berpeluang untuk diterapkan tahun ini," ujarnya.
Ariston menambahkan reaksinya sangat jelas terlihat pada pasar, di mana dolar AS langsung melemah terhadap mata uang utama dunia.
"Sentimen minat terhadap risiko atau sering disebut 'risk appetite', langsung meningkat. Harga komoditas, indeks saham global langsung naik dan bahkan bisa berlanjut," ulasnya.
Hal ini berdampak pada harga emas yang meroket cukup tinggi sesaat sesudah pengumuman dan hampir menyentuh level psikologis 1.700 dolar AS per troy ounce.