REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelaku industri mempertimbangkan untuk menaikkan uang makan dan transport karyawannya menyusul kenaikan harga BBM. Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, mengungkapkan besarnya kenaikan uang transport dan uang makan masih dalam proses perhitungan.
"Nanti masih nunggu keputusan," ujar Eddy saat dihubungi, Selasa (27/3). Menurut Eddy, kenaikan BBM subsisi sebesar Rp 1500 akan menaikkan biaya produksi sekitar 2 persen. Kenaikan produksi itu, sudah termasuk biaya pembuatan, distribusi dan upah buruh. Namun, kenaikan biaya produksi itu tidak lantas dilimpahkan pada kenaikan harga jual.
Eddy mengungkapkan, pembeli tidak mau menaikkan harga jual. Kenaikan harga baru bisa dinegoisasikan pada pemesanan berikutnya sekitar bulan Juni.