REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pakar Ilmu Komunikasi dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Dr Hasrullah, mengatakan, kalangan mahasiswa perlu memperjelas identitasnya saat menyampaikan aspirasi menolak kenaikan harga BBM.
"Identitas sebagai moral korps misalnya dengan jaket kampus, itu sangat penting bagi mahasiswa pada saat menyampaikan aspirasinya," kata Hasrullah di Makassar, Selasa.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya pihak yang menyusup ataupun mengatasnamakan mahasiswa pada saat terjadi tindakan anarkis disela-sela aksi demonstrasi mereka.
Namun kenyataan di lapangan, lanjut dia, pergerakan aksi massa yang ramai ditayangkan di televisi itu banyak yang tidak jelas identitasnya. Bahkan ada yang hanya menggunakan celana pendek dan sendal jepit.
"Mahasiswa harus elegan dalam menyampaikan aspirasinya, misalnya menggunakan jaket merah untuk mahasiswa Unhas, jaket kuning mahasiswa UNM dan sebagainya," katanya.
Termasuk dalam menyampaikan aspirasi itu, lanjutnya, jelas siapa pemimpin atau korlapnya dan memiliki lembar aspirasi.
Sementara menyinggung bentrokan yang terjadi di depan Universitas Islam Negeri Alauddin yang disinyalir mahasiswa dengan masyarakat, Hasrullah mengatakan, masih perlu ditelusuri lebih jauh oleh pihak yang berkompeten.
"Jangan sampai hanya oknum yang ingin memperkeruh suasana dan mengatasnamakan kelompok tertentu," katanya.
Sementara aksi mahasiswa menolak kenaikan harga BBM, lanjut dia, sepanjang itu perjuangan untuk kepentingan publik, maka aspirasi mahasiswa tidak bisa dihalangi. Namun sebenarnya, mahasiwa tidak perlu turun ke jalan apabila komunikasi dengan pihak regulator atau pemerintah berjalan dengan baik.
"Kenyataannya, pemerintah tidak memberikan ruang untuk berdialog dengan mahasiwa yang bertindak sebagai agen sosial, sehingga aksi demo tidak dapat dihindari lagi," katanya.