REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional VIII Surabaya menyesalkan aksi pendudukan Stasiun Gubeng oleh massa demonstran. Massa dari berbagai elemen masyarakat itu menggelar aksi demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi tentang penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Kami bukan pembuat kebijakan terkait kenaikan harga BBM bersubsidi melainkan hanya operator kereta api. Seharusnya, bukan stasiun yang didemo," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT KAI Daerah Operasional VIII Surabaya, Sri Winarto, di Surabaya, Selasa.
Sekitar 100 pendemo berasal dari berbagai elemen telah menduduki Stasiun KA Gubeng Surabaya dan infrastruktur setempat selama sekitar 2,5 jam. Mereka langsung menuju selasar selatan jalur rel kereta api keempat dan kelima.
"Kami heran ini pertama kalinya stasiun didemo dan mereka sampai masuk ke jalur rel kereta api," ujarnya.
Akibat pendudukan tersebut, kata dia, arus keberangkatan dan kedatangan sejumlah kereta api terhambat. Salah satunya adalah komuter Surabaya-Porong yang terhadang aksi demonstran.
"Sesuai jadwal, komuter Surabaya-Porong tiba di sini sekitar pukul 11.30 WIB tetapi demo tersebut membuat kereta itu datang ke Gubeng pada pukul 12.40 WIB," katanya.
Salah satu pendemo berasal dari perwakilan PMII, Rusman Hadi, mengatakan bahwa sekitar 100 pendemo menduduki stasiun setempat. Mereka adalah aliansi organisasi ekstra kampus seluruh Jawa Timur yang telah berkonsolidasi untuk berdemo di stasiun.
"Tindakan ini sekaligus bentuk kekecewaan terhadap pemerintah karena aspirasi dari masyarakat tak didengarkan dan mendesak pemerintah untuk membatalkan kenaikan harga BBM bersubsidi," katanya.