REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Meski pemerintah Cina terus menekan komunitas muslim, hal itu tidak menghalangi muslim disana untuk terus berkarya. Tak heran, apabila seni kaligrafi berkembang pesat di negara itu.
Mohammad Yousuf, seorang kaligrafer muda Cina yang dikenal sebagai Chen Kun merupakan salah satu ahli kaligrafi Cina. Ia mengikuti jejak Haji Noor Deen Mi Guangjiang, seorang Cina pertama yang memperoleh Sertifikat Kaligrafi Arab di Mesir pada tahun 1997.
Saat ini, Chen Kun tengah mengajar di Institut Ilmu Pengetahuan Islam Lanzhou dan menjabat sekretaris Asosiasi Ahli Kaligrafi Cina di Provinsi Gansu. Chen Kun sempat menerima dua penghargaan dalam kompetisi seni kaligrafi internasional yang diselenggarakan di Pakistan dan Turki pada tahun 1993 dan 1994. Ketika ia menggelar pameran perdana di Malaysia tahun 2001, PM Malaysia ketika itu Mahathir Muhammad menyatakan kekagumannya.
Dalam bukunya "Kaligrafi Arab" yang diterbitkan oleh Universitas Lanzhou pada Mei 2006, ia meninjau sejarah perkembangan kaligrafi Arab. Ia menjelaskan karakteristik dan metode pelatihan untuk menulis huruf Arab dan menganalisis ratusan kaligrafi terkenal di lapangan. Bukunya juga berisi teori-teori ilmiah dari kaligrafi Arab.
Tahun ini, Chen Kun merilis buku kedua kaligrafi yang diterbitkan oleh Asosiasi China untuk Sastra dan Seni. Ia terjemahkan kata "Islam" dalam bahasa Arab yang berarti agama yang damai dan harmoni. Ia pun menerjemahkan agama Islam sebagai menyerukan perdamaian dunia dan stabilitas masyarakat dala setiap karyanya.
Sebelum dunia Arab mengembangkan seni kaligrafi, Cina lebih dulu memperkenalkan seni tersebut selama ribuan tahun. Kini, seni kaligrafi itu dikembangkan muslim Cina sehingga menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari dan kehidupan beragama dari muslim Cina. Boleh dibilang ke depan, seni kaligrafi Cina bakal terus berkembang dan meluas.