Selasa 27 Mar 2012 22:47 WIB

Kegagalan SBY di Mata Deddy Mizwar

Aktor Deddy Mizwar memberikan pandangannya seputar film di Indonesia dalam diskusi yang berjudul
Foto: Republika/Agung Supri
Aktor Deddy Mizwar memberikan pandangannya seputar film di Indonesia dalam diskusi yang berjudul "Aku Cinta Film Indonesia" di .Auditorium Gedung Film, Selasa (27/3). Menjelang hari film nasional yang akan jatuh tepat pada 30 Maret nanti, para sineas berha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deddy Mizwar enggan membicarakan perfilman Indonesia. Menurutnya, pemerintah tidak serius sebagai fasilitator film Indonesia seperti yang tertuang dalam UU. Untuk itu, Deddy berencana menggugat Presiden SBY.

“Di Negara manapun, film selalu ada peran pemerintah disana. Tapi film Indonesia sampai detik ini tidak ada peran pemerintah. Tidak ada peranan signifikan pemerintah,” ungkap Deddy Mizwar saat berbicara dalam seminar sehari “Aku Cinta Film Indonesia” di Gedung Film, MT Haryono, Jakarta, Selasa (27/3).

Deddy menyebut salah satu contoh. Sudah dua tahun lebih pemerintah tidak menjalankan UU no 33 tahun 2009. Tidak ada satu pasalpun dalam UU tersebut yang dijalankan kecuali melantik kembali anggota lembaga sensor. Ia lantas menyebut hal ini sebagai kegagalan dalam pemerintahan SBY sehingga dirinya berencana menggugat SBY.

“Minggu lalu saya ingin gugat SBY, tapi tidak memvonis SBY. Saya sayang dengan dia, makanya saya ingin ngingetin dia. Bukan ingin menjatuhkan dia,” terangnya.

Deddy mengatakan, jika ingin melihat film Indonesia mampu bersaing dalam persaingan global harus ada keinginan dan kesadaran pemerintah untuk berperan terhadap film Indonesia.

“Gampang menguraikan permasalahan film Indonesia. Masalahnya pemerintah mau nggak, harus ada Political Will dari pemerintah,” kata Deddy.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement