Rabu 28 Mar 2012 10:49 WIB

PAN Kecam Insiden Pemukulan Wartawan dan Demonstran BBM

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Didi Purwadi
Demosntran diamankan usai kericuhan terjadi saat demosntrasi berbagai elemen mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Gambir, Jakarta, Selasa (27/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Demosntran diamankan usai kericuhan terjadi saat demosntrasi berbagai elemen mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Gambir, Jakarta, Selasa (27/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Teguh Juwarno, mengecam tindakan aparat keamanan di lapangan yang melakukan kekerasan terhadap wartawan. Apalagi, para wartawan tersebut jelas-jelas menggunakan atribut dan identitas media.

''Pernyataan Menkopolhukam bahwa aparat keamanan akan bertindak persuasif diterjemahkan menjadi represif. Kapolri harus menindak bawahannya yang melakukan tindakan kekerasan ke media juga para demonstran,'' kata Teguh, melalui pesan singkatnya, Rabu (28/3).

Ia pun mendorong agar DPR segera melakukan pemanggilan terhadap Kapolri dan menjelaskan mengenai insiden pemukulan tersebut. Polisi harus diingatkan bahwa gaji yang diterimanya berasal dari rakyat.

Bahkan, pentungan dan peluru karet yang digunakan untuk menghajar para pengunjuk rasa dan wartawan itu berasal dari pajak rakyat. ''FPI saja yang tidak dibiayai dan digaji dengan APBN, kalau melakukan kekerasan dikecam bertubi-tubi,'' tegas anggota Komisi I DPR tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement