KUWAIT - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon pada Rabu (28/3) mendesak Presiden Suriah Bashar al-Assad "segera" melaksanakan rencana enam poin PBB untuk menghentikan pertumpahan darah di negaranya. "Saya mendesak Presiden al-Assad untuk berkomitmen segera melaksanakan rencana itu. Di sana tak perlu ada waktu yang dibuang," kata Ban dalam konferensi pers di Kuwait.
Ban mengungkapkan keprihatinan atas pertumpahan darah yang berkelanjutan di Suriah, tetapi menyambut penerimaan rezim Damaskus 'terhadapi rencana enam-poin yang diajukan oleh utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan. "Ini merupakan langkah awal penting yang dapat mengakhiri pertumpahan darah dan kekerasan," katanya.
Ban mengatakan bahwa ia akan "bertemu dengan para pemimpin penting Arab di Baghdad untuk membahas bagaimana negara-negara PBB dan Liga Arab dapat bekerja sama dalam membantu upaya-upaya diplomatik utusan khusus bersama untuk mendapatkan usulan enam poin dilaksanakan."
Annan mengatakan pada Selasa bahwa pemerintah Assad telah menerima rencananya, satu langkah hati-hati yang disambut oleh negara-negara Barat.
Rencana Annan menyerukan komitmen untuk menghentikan semua kekerasan bersenjata, sehari dua jam gencatan senjata untuk kemanusiaan dan akses media ke semua wilayah yang dilanda pertempuran di Suriah, yang telah menewaskan hampir 10.000 orang, kata para pemantau.
Rencana tersebut juga menyerukan proses politik inklusif yang dipimpin Suriah, hak untuk berdemonstrasi dan pembebasan orang-orang yang ditahan secara sewenang-wenang. Usulan - yang disampaikan kepada Assad oleh Annan selama kunjungannya ke Damaskus pada 10 dan 11 Maret - yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB pada 21 Maret.