REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Berbeda dengan aksi penolakan rencana kenaikan harga BBM pada biasanya, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Semarang berdemo dengan cara melakukan lempar jumroh. Lempar jumroh dilakukan dengan menggunakan air yang dibungkus dalam plastik-plastik putih.
Puluhan mahasiswa tersebut melemparkan bungkusan air ke depan kantor Gubernuran Jawa Tengah. Sontak saja hal ini membuat halaman depan Gubernuran menjadi becek dan penuh plastik.
Ketua KAMMI Semarang, Galih Pramilu Bakti, mengatakan aksi menirukan lempar jumroh saat haji ini sebagai bentuk kecaman terhadap Gubernur Jateng, Bibit Waluyo. "Lempar jumroh ini semoga bisa menjadi cara untuk mengusir hawa negatif di pemprov sehingga Gubernur bisa mendengar aspirasi rakyat," ujarnya saat ditemui di sela-sela aksi, Kamis (29/3).
KAMMI Semarang menuntut Bibit mau meminta maaf secara terbuka di media massa terkait pernyataannya mengenai kenaikan harga BBM. Bibit dinilai mencederai hati rakyat dengan menganggap kenaikan harga BBM sebesar Rp 1.500 adalah hal kecil dan hanya seharga dua batang rokok sehingga tidak usah diributkan.
Galih menyebut pemerintah tidak memiliki kepekaan terhadap penderitaan rakyat. "Pemerintah, termasuk Pemprov Jateng tidak pro rakyat," ucapnya.
Gubernur Jateng dianggap tidak berpihak pada rakyat. Hal ini lantaran Bibit tidak mengikuti jejak beberapa kepala daerah yang berani turun ke jalan menyuarakan suara rakyatnya untu menolak kenaikan harga BBM.
Aksi mahasiswa berjaket almamater merah marun ini diwarnai juga dengan aksi thawaf. Mereka berputar tujuh kali mengelilingi bundaran bekas videotron di Jalan Pahlawan.