Kamis 29 Mar 2012 13:33 WIB

Massa Buruh Tangerang Dihadang saat Bergerak Menuju Bandara Soekarno-Hatta

Rep: Fenny Melisa/ Red: Didi Purwadi
Massa buruh melakukan aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak bahan bakar minyak (BBM). (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Massa buruh melakukan aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak bahan bakar minyak (BBM). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ratusan massa buruh yang tergabung dalam Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI) dan Aliansi Buruh/Serikat Pekerja Tangerang Raya bergerak melakukan aksi konvoi menuju pintu M1 Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Kota Tangerang, Kamis (29/3). Arus massa buruh Tangerang tersebut berhasil dihadang aparat polisi.

Massa buruh tertahan di Jalan Marsekal Suryadharma, Kecamatan Neglasari, sekitar satu kilometer dari pintu M1 Bandara Soetta. Kapolres Metro Bandara Soekarno-Hatta, Kombes Pol Reynhard, mengatakan pihaknya bersama Polres Metro Tangerang dan Polsek Neglasari menurunkan tiga kompi pasukan polisi untuk mengamankan aksi buruh tersebut.

“Pasukan yang kami turunkan tiga kompi, sekitar 300 personil untuk mengamankan aksi,” ujar Reynhard.

Reynhard mengatakan penahanan massa aksi buruh menuju pintu M1 Bandara Soetta dikarenakan bandara sebagai objek vital. Bandara bukan merupakan objek tempat untuk berunjuk rasa. “Berdasarkan Undang Undang No 9/1998, objek vital seperti tempat ibadah dan bandara tidak bisa dijadikan tempat untuk berunjuk rasa,” ujar Reynhard.

Sementara Juru Bicara Aliansi Serikat Buruh dan Serikat Pekerja Tangerang Raya, Koswara, mengatakan kekecewaannya atas penghadangan pihak polisi. “Kami kecewa karena aspirasi kami disikapi represif oleh polisi,” ujar Koswara.

Koswara mengatakan alasan massa buruh melakukan aksi di Bandara Soetta dikarenakan massa buruh menganggap bandara sebagai simbol keluar masuknya kaum modal, perdagangan bebas, dan rezim anti buruh. Akibat penghadangan aparat polisi, massa buruh berencana menuju Jakarta untuk beraksi tolak kenaikan BBM di depan gedung MPR/DPR.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement