REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -— Sekitar 47 persen koperasi yang ada di Kota Sukabumi tidak sehat. Hal ini terjadi karena dipengaruhi faktor pengelolaan dan kurangnya permodalan. Dari data Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Sukabumi menyebutkan, jumlah koperasi di Kota Sukabumi mencapai 351 unit. Sehingga koperasi yang tidak sehat mencapai sebanyak 164 unit.
‘’Jumlah koperasi yang tak sehat masih banyak,’’ ujar Kepala Diskoperindag Kota Sukabumi, Dudi Fathul Jawad, Kamis (29/3). Menurutnya, Pemkot Sukabumi kini berupaya membangkitkan kembali keberadaan koperasi. Salah satu caranya dengan melakukan monitoring dan evaluasi koperasi yang masih aktif.
Selain itu, Diskoperindag juga melakukan pembinaan kepada para pelaku koperasi untuk meningkatkan manajemen pengelolaan koperasi. Dudi menuturkan, pemerintah juga berupaya memfasilitasi permodalan bagi koperasi.
Lebih jauh Dudi mengatakan, rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jelas berdampak pada kegiatan koperasi maupun usaha kecil, dan menengah (UKM). Namun, dalam jangka enam bulan pasca kenaikan BBM, para pelaku usaha dan koperasi bisa menyesuaikan diri.