Kamis 29 Mar 2012 22:02 WIB

Herman Felani Dituntut Hukuman Enam Tahun Penjara

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Hazliansyah
Herman Felani
Herman Felani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (29/3), menuntut aktor era'80-an Herman Felani hukuman enam tahun penjara. Selain pidana penjara, Herman juga dituntut pidana denda sebesar Rp200 juta subsider empat bulan kurungan, jika denda tak dibayar.

"Menuntut, menyatakan terdakwa Herman Felani terbukti melanggar Pasal 2 Ayat (1) jo. Pasal 18 huruf b UU Pemberantasan Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) kesatu jo. Pasal 65 Ayat (1) KUHP," kata jaksa Supardi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (29/3).

Selain itu, terdakwa Herman juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp3,55 miliar dalam kurun waktu satu bulan setelah putusan berkekuatan hukum tetap. Jika dalam waktu tersebut uang pengganti belum dibayarkan, seluruh harta benda terdakwa disita dan dilelang oleh negara. Apabila hartanya tak mencukupi, diganti dengan pidana penjara selama tiga tahun.

JPU KPK menilai Herman terbukti melakukan tindak pidana korupsi pada tiga jenis proyek yang dilakukan di empat tahun anggaran Pemprov DKI Jakarta. Ketiga proyek tersebut adalah, pengadaan jasa filter hukum pada Biro Hukum Setda Provinsi DKI Jakarta yang bersumber dari dua tahun anggaran, yakni APBD ABT tahun 2006 dan APBD tahun 2007.

Proyek berikutnya terkait pemeliharaan dan operasional sarana dan prasarana serta penatausahaan (sosialisasi lingkungan hidup) pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta yang bersumber dari APBD tahun 2007. Terakhir, terkait produksi dan Penayangan Iklan Layanan Masyarakat (PSA) dalam rangka sosialisasi urbanisasi melalui media elektronik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta yang bersumber dari APBD 2007.

Menanggapi tuntutan itu, Herman dan tim kuasa hukumnya akan mengajukan nota pembelaan (pledoi). Hakim Ketua Tati Hardiyanti melanjutkan sidang pekan depan, Kamis (5/4), dengan agenda pembacaan nota pembelaan dari terdakwa dan penasihat hukum.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement