REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak delapan mahasiswa dilaporkan mengalami luka tembak dalam aksi demo berbuntut bentrokan antara mahasiswa dengan aparat di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (29/3). Dari delapan mahasiswa, tiga di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Informasi yang diperoleh, para korban yang mengalami luka tembak itu lima di antaranya diamankan para mahasiswa di dalam Kampus UKI Salemba, sedangkan tiga mahasiswa lainnya dilarikan ke kantor LBH Jakarta di Jalan Diponegoro.
Di luar jumlah korban yang terkena tembakan itu, sejumlah mahasiswa lainnya dilarikan ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSCM. Belum diketahui luka yang diderita sejumlah mahasiswa yang dirawat di rumah sakit tersebut.
“Ya benar, ada laporan tiga mahasiswa yang kena tembak,” ujar salah seorang aparat keamanan yang enggan disebut namanya.
Aksi demo mahasiswa bertajuk penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) itu berawal sejak pukul 17.00 WIB di sepanjang Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Aksi kemudian berlanjut dan puncaknya terjadi pukul 19.30 WIB ditandai dengan aksi bentrokan antara mahasiwa dengan aparat keamanan. Tak hanya itu, di tengah aksi yang sedang berjalan, sebuah kendaraan mini bus dan sepda motor milik aparat kepolisian terbakar. Termasuk sebuah pos polisi yang luluh lantah dilahap api.
Puncak terjadinya insiden bentrokan antara mahasiwa dengan petugas keamanan itu juga membuat arus lalu lintas di Jl Diponegoro tertutup. Akibatnya, arus kendaraan yang melintas di jalur tersebut dialihkan ke sejumlah arah mulai dari Tugu Proklamasi, Manggarai, dan sejumlah ruas jalan lainnya.
Aksi mulai mereda setelah tim aparat gabungan mengamankan lokasi kejadian sekitar pukul 22.00 WIB. Arus lalu lintas di Jl Diponegoro kembali normal.