REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Badan nuklir PBB, Kamis, mengatakan masih melakukan perundingan dengan Korea Utara tentang peluang kunjungan para pengawas meskipun Amerika Serikat menangguhkan rencana untuk mengirim bantuan pangan karena adanya rencana peluncuran roket.
"Konsultasi sedang berlangsung," kata juru bicara Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Gill Tudor. "Tidak ada keputusan terkait kunjungan tersebut, termasuk apakah (pimpinan IAEA Yukiya Amamo) akan berkunjung atau tidak."
Pada akhir Febuari, Washington meluncurkan sebuah kesepakatan yang dipantau oleh IAEA agar Pyongyang menghentikan uji coba nuklir dan program pengayaan uranium.Sebagai imbalannya Amerika Serikat akan mengirimkan 240.000 ton bantuan pangan.
Seorang pejabat senior Korea Utara pekan lalu mengatakan bahwa negara itu telah mengundang lembaga nuklir yang berbasis di Wina itu untuk mengirimkan pengawas. Dua hari kemudian IAEA mengatakan telah memulai pembicaraan dengan Pyongyang tentang peluang melakukan kunjungan.
Tapi pada Rabu seorang pejabat senior Pentagon mengatakan rencana untuk memasok bantuan makanan telah "ditunda" karena pengumuman Korea Utara tentang apa yang disebut sebagai peluncuran satelit pada 12-16 April.
Negara-negara Barat dan tetangga Korea Utara di Asia telah mendesak negara komunis bersenjata nuklir itu untuk membatalkan rencana peluncuran, karena melihatnya sebagai alasan untuk menguji teknologi rudal balistik yang berdasarkan resolusi PBB dilarang.