REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tahanan Palestina yang ditahan Israel tanpa tuduhan Hana Shalabi sempat mengalami kekerasan di dalam penjara. Awal bulan ini, Shalabi mengatakan salah satu petugas berpakaian sipil yang mengaku sebagai perawat memaksanya untuk membuka pakaiannya. Ia kontan menolak, namun petugas tersebut memanggil rekannya, mengikat Shalabi dan memukulinya.
Kuasa hukum Shalabi yang lain Mahmoud Hassan mengatakan salah satu petugas perempuan meminta kliennya melepas bajunya di hadapan penyelidik untuk menggeledahnya. Hassan menambahkan, tangan dan kaki Shalabi diikat saat mengikuti pengadilan.
Pejabat Israel mengatakan, Shalabi ditahan karena dicurigai terlibat dalam serangan berencana Jihad Islam. Tentara Israel mengatakan ia ditahan karena membahayakan. Namun, tidak ada tuduhan yang dialamatkan ke Shalabi.
Sejak penahanannya yang kedua Shalabi melakukan aksi mogok makan selama 44 hari sebelum Israel berencana mendeportasi ke Shalabi ke Jalur Gaza.