REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis mengatakan telah melarang empat ulama muslim memasuki negaranya untuk menghadiri konferensi Islam, Kamis (29/3). Prancis mengeklaim, keempatnya menyebarkan kebencian dan kekerasan yang tidak sesuai dengan prinsip negara tersebut.
Prancis menyampaikan penyesalannya karena intelektual Swiss, Tariq Ramadan, turut diundang dalam konferensi Persatuan Organisasi Islam Prancis (UOIF). Demikian pernyataan yang disampaikan Menteri Luar Negeri Alain Juppe dan Menteri Dalam Negeri Claude Gueant, seperti dilansir Alarabiya.
Keempat ulama yang dilarang adalah Akrima Sabri, Ayed Bin Abdallah al-Qarni, Safwat al-Hijazi, dan Abdallah Basfar. Sedangkan ulama Qatar, Yusuf al-Qaradawi and Mahmud al-Masri, memutuskan untuk tidak datang.
Presiden Nicolas Sarkozy telah memerintahkan agar para ulama tersebut dilarang menghadiri konferensi yang digelar pada 6-9 April di Bourget. Dalam pernyataan pemerintah Prancis, mereka dinilai sebagai ancaman serius terhadap publik.
Tariq Ramadan dalam beberapa hari terakhir menekankan bahwa tindakan Mohamed Merah tidak ada hubungannya dengan agama. Merah adalah pelaku penembakan di sebuah sekolah Yahudi di Toulouse. Ramadan berharap tindakan Merah tidak disangkut-pautkan dengan Islam.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Le Monde yang terbit Rabu (28/3), Ramadan mengatakan bahwa Prancis seharusnya memahami bahwa Merah adalah warga Prancis, bukan Aljazair.