REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO - Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan ia lebih takut kehilangan suara ketimbang kehilangan nyawa akibat kanker, demikian laporan harian lokal Folha de Sao Paulo, Jumat (30/3).
"Kalau saya kehilangan suara saya, saya akan mati," katanya dalam satu wawancara dengan Folha.
Tahun lalu, Lula didiagnosis menderita kanker pangkal tenggorokan. Lula mengatakan menderita mual parah selama empat bulan pengobatan radioterapi dan kemoterapi, yang dia anggap menghancurkan hidupnya.
Awal pekan ini, dokter yang merawat Lula mengatakan tumor pangkal tenggorokan yang menyerang mantan presiden tersebut tak lagi dapat dilihat.
Lula akan terus menjalani babak terapi bicara di Sirio-Libanes Hospital, di Sao Paulo, serta menjalani pemeriksaan fisik berkala, demikian laporan Xinhua. Ia hanya bisa dinyatakan sembuh setelah lima tahun.
Lula, yang merupakan tokoh berpengaruh di Brazil, sudah mengatakan tidak bermaksud mencalonkan diri bagi jabatan apa pun dalam pemilihan presiden dan pemerintah negara bagian pada 2014.
Lula menegaskan keinginan terbesarnya ialah membantu penggantinya, Presiden Petahana Brazil Dilma Rousseff.