Sabtu 31 Mar 2012 16:13 WIB

Erdogan: Pemilu Jurdil Solusi Akhiri Konflik Suriah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
Recep Tayyip Erdogan
Foto: AP
Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan berpendapat, pelaksanaan pemilu yang bersih dan independen adalah solusi mengakhiri konflik antara pasukan pemerintah dengan kelompok oposisi di Suriah.

Hal itu disampaikan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, dalam penerbangan kembali ke Turki usai kunjungan dari Iran, Jumat (30/3). Kedatangan Erdogan ke Iran guna membicarakan tentang Suriah dengan Presiden Iran, Mahmoud Ahmedinejad. Kedua pemimpin negara ini memiliki solusi dan pendekatan yang sama terhadap Suriah. "Yaitu pemilihan umum yang bersih bagi Suriah dan memilih pemimpin idaman bagi rakyat Suriah," ujar Erdogan seperti dilansir todayszaman.com, Sabtu (31/3).

Siapapun orang yang terpilih dalam pemilu nanti, sebut Erdogan, harus diterima semua rakyat Suriah, termasuk Presiden Bashar al-Assad sebagai pimpinan Suriah kedepannya.

PM berusia 58 tahun itu mengatakan, Iran memainkan peran meyakinkan Bashar untuk mengadakan pemilu dalam waktu enam bulan. Sedangkan Turki akan melakukan pendekatan perbicaraan dengan pihak oposisi. Dengan pemilu yang adil dan transparan, jelas Erdogan, maka penyelesaian kekerasan dapat segera berakhir.

Kerjasama Turki dan Iran menyelesaikan konflik di ini menjadi jalan keluar bagi Suriah tanpa intervensi negara barat. "Kita tidak mau Suriah seperti Libya dengan intervensi barat," ucap Erdogan yang mengunjungi Iran sejak Selasa, (27/3) kemarin.

Selain itu, Erdogan dan Ahmedinejad sepakat tidak boleh ada intervensi militer barat di Suriah tanpa resolusi PBB. Kedua pemimpin negara tersebut juga sepakat menyelesaikan konflik Suriah dengan pendekatan yang lebih solutif dibanding tindakan militer.

sumber : todayszaman.com
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement