REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Walikota Medan, Rahudman Harahap, mengaku prihatin dengan aksi protes terhadap rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang cenderung berlangsung anarkistis dan merusak fasilitas umum.
"Silakan berdemonstrasi, tetapi jangan anarkistis!" serunya saat berdialog dengan jamaah masjid dalam kegiatan Safari Subuh, Sabtu (31/3).
Menurut dia, aksi yang dilakukan elemen masyarakat dan mahasiswa cenderung anarkistis. Padahal, penyampaian aspirasi seharusnya dapat dilakukan dengan baik dan santun tanpa melakukan perusakan terhadap fasilitas umum.
Untuk itu, Walikota mengajak masyarakat agar dapat bersama-sama menjaga suasana aman dan kondusif. Soalnya, suasana aman dan kondusif tidak mungkin terwujud jika hanya diserahkan kepada pemerintah atau aparat kepolisian, tetapi butuh keterlibatan semua pihak.
"Hal itu dapat dilakukan dalam bentuk terus menjalin kebersamaan dan menjaga kekompakan serta tidak melakukan tindakan yang mengacau," katanya.
Menurut Rahudman, kebersamaan dan kekompakan itu dapat tercipta apabila antara pemerintah dengan masyarakat sudah tidak ada jarak lagi. Sedangkan cara untuk mendapatkan kebersamaan dan kekompakan itu, yakni dengan terus menjalin tali silaturahim dengan masyarakat.
Dalam rangka membangun kebersamaan itu, kata dia, pihaknya melakukan kegiatan Safari Subuh mau pun Safari Maghrib dengan mengunjungi masjid-masjid yang ada di kota ini. "Jika hanya melaksanakan Safari Jumat saja, saya yakin tidak semua masjid bisa dikunjungi. Untuk itulah saya menambahnya dengan melaksanakan Safari Subuh mau pun Safari Magrib," katanya.
Sebelumnya, sejumlah aksi protes menolak rencana kenaikan harga BBM terjadi di Kota Medan. Aksi tersebut sempat diwarnai kericuhan. Bahkan, pada Jumat (30/3), satu pos polisi di Medan Baru tepatnya di persimpangan Jalan Sudirman-S Parman, dibakar pengunjukrasa.