REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Nidia Zuraya
Kemunculan Dinasti Al-Murabitun yang berawal dari suatu gerakan keagamaan juga mendorong kemajuan dalam bidang ilmu agama.
Peradaban Islam juga sempat mencapai kejayaan di bawah pemerintahan Dinasti Al-Murabitun atau Almoravids yang berkuasa pada awal abad ke-11 M hingga pertengahan abad ke-12 M. Akan tetapi, tidak banyak sumber sejarah yang mengungkapkan mengenai kemajuan peradaban umat Islam di era dinasti itu mengingat masa kekuasaannya terbilang singkat.
Sejumlah sumber sejarah menyebutkan bahwa kejayaan umat Islam pada masa itu terutama dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan. Para ahli sejarah menyebutkan pada masa pemerintahan Dinasti Al-Murabitun berbagai bidang ilmu pengetahuan dikembangkan oleh kaum Muslimin dari berbagai aspek, seperti ilmu bahasa, kedokteran, pertanian, seni, geografi, astronomi, dan ilmu filsafat yang mendapatkan banyak kritik dari para ulama pada masa itu.
Kemunculan Dinasti Al-Murabitun yang berawal dari suatu gerakan keagamaan juga mendorong kemajuan dalam bidang ilmu agama. Berbagai cabang ilmu agama, seperti fikih, hadis, dan tafsir, berkembang pesat pada masa itu. Perkembangan yang pesat ini pada dasarnya bertujuan untuk memberantas berbagai penyimpangan ajaran agama.
Karenanya, tak mengherankan jika ribat ataupun masjid memiliki peran yang menonjol sebagai pusat pendidikan pada masa itu. Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat pada masa Almoravid tersebut pada akhirnya telah melahirkan para ilmuwan maupun ulama yang sangat andal di bidangnya masing-masing.
Kemajuan yang dicapai kaum muslimin di zaman Dinasti al-Murabitun juga bisa dilihat dalam bidang seni arsitektur. Jejak-jejak peninggalan Dinasti Al-Murabitun dalam bidang arsitektur hingga saat ini masih bisa disaksikan di kota Marakesh, Maroko.
Di kota yang pernah menjadi ibu kota pemerintahan Dinasti Al-Murabitun pada abad ke-11 M ini terdapat banyak peninggalan sejarah masa lalu, dan salah satunya adalah peninggalan dinasti itu. Jejak-jejak kejayaan Almoravid di masa lalu dapat ditemukan di pasar tradisional yang menonjolkan nuansa budaya Arab-Berber.
Selain itu, sisa-sisa kejayaan tersebut dapat dilihat juga dari gerbang kota yang kokoh yang dilengkapi dengan pintu besi serta menara yang terbuat dari batu bata merah. Sejumlah bangunan kuno pun masih terpelihara utuh seperti Masjid Koutoubia, gerbang tua Babul Aquino, dan pasar kota (Souqul Madina).