REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penyidik Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menduga komplotan teroris yang ditangkap di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, memiliki peran sebagai pencari dana.
"Kita duga mereka kelompok di bidang fai (pencari dana)," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta, Senin (2/4).
Ia mengatakan kelompok tersebut memperbolehkan merampok agama lain, untuk kepentingan kegiatan sindikat teroris tersebut. Fai ialah istilah untuk upaya pencarian dana bagi kelompok teroris dengan segala cara, termasuk merampok.
Rikwanto menuturkan penyidik kepolisian belum bisa memastikan dan masih menelusuri jaringan teroris yang ditangkap di beberapa lokasi tersebut. Sebelumnya, anggota Subdirektorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menembak mati dua orang terduga teroris berinisial D dan ES di Pondok Aren, Tangsel, Banten, Jumat (30/3) dinihari. Polisi juga menangkap dua orang lainnya bernama Tedi di Sukabumi, Jawa Barat, dan KR di Ciledug, Kota Tangerang, Banten.
Berdasarkan informasi, petugas juga menyita satu pistol jenis revolver, parang, bubuk alumunium bahan pembuatan bom, buku catatan cara merampok bank, buku berjudul Kesaksian Para Praktisi Ilmu Metafisik dan Buku Ensikolpedia Praktis Muslimah, serta satu kotak barang milik penghuni kontrakan. Selain terkait teroris, penyidik juga menduga para tersangka terlibat penganiayaan dua anggota Polsek Setu, Bekasi, Jawa Barat, Brigadir Jaka dan Brigadir Erry Sasongko, karena kepergok saat akan merampok.
Sindikat perampok itu, menganiaya dua anggota Polsek Setu, yang memergoki pelaku akan beraksi di Kampung Jati RT 03/03, Tambun, Bekasi, Minggu (26/3) dinihari. Kedua korban mengalami luka serius, usai dikeroyok pria tidak dikenal tersebut, bahkan pelaku sempat melepaskan tembakan ke arah korban, namun meleset.