Senin 02 Apr 2012 22:52 WIB

Protes Kenaikan Retribusi, Puluhan Bus Kota Mogok

Rep: Yulianingsih/ Red: Chairul Akhmad
Sebuah bus AKDP memasuki terminal Nggiwangan Yogyakarta.
Sebuah bus AKDP memasuki terminal Nggiwangan Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Puluhan sopir bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang beroperasi dari Terminal Penumpang Yogyakarta (TPY) atau biasa disebut Terminal Giwangan melakukan aksi mogok, Senin (2/4) sejak pukul 12.30 WIB.

Para sopir tersebut merasa keberatan dengan kenaikan retribusi masuk terminal yang dinilai tiba-tiba. Mereka meminta Pemkot Yogyakarta menurunlan tarif retribusi tersebut karena hal itu memberatkan mereka.

Aksi mogok puluhan supir bus itu dilakukan dengan memarkir kendaraan mereka di luar dan dalam terminal. Aksi tersebut mereka gelar hingga pukul 15.00 WIB. Aksi tersebut dilakukan setelah terjadi kesepakatan antara pihak UPT TPY dengan perwakilan para sopir bus AKDP. Pihak UPT bersedia melakukan penundaan kenaikan retribusi masuk TPY.

Semula pada pukul 12.30 WIB para sopir memarkir bus di luar terminal. Namun, karena tak ingin mengganggu arus lalu lintas umum, bus-bus angkutan dalam kota tersebut lantas diparkir di dalam terminal. Beberapa bus juga sengaja diparkir di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) untuk memblokir pintu masuk terminal.

Menurut perwakilan sopir bus, Sutrisno, per 1 April 2012 lalu retribusi masuk terminal bagi bus AKDP naik dari Rp 1.250 menjadi Rp 2.000. "Para sopir kan beranggapan, BBM (bahan bakar minyak) tidak jadi naik, kok tiba-tiba retribusinya naik. Padahal, kami juga tidak menaikkan tarif angkutan," jelasnya.

Dengan kenaikan yang dinilai mendadak tersebut, lanjut Sutrisno, banyak sopir yang merasa kaget. Seharusnya, sebelum melakukan kenaikan retribusi, para sopir juga dilibatkan dalam hal penentuan tarif.

Sementara sopir lain, Herman mengaku, rekan-rekannya sebenarnya tidak mempermasalahkan jika retribusi mengalami kenaikan. Hanya saja, kenaikan tersebut dilakukan secara bertahap. "Jangan langsung Rp 2.000, misal jadi Rp 1.500 dulu kemudian selang beberapa waktu lagi jadi Rp 1.750 dan seterusnya. Pendapatan sopir saat ini kan sedang lesu semuanya," terangnya.

Atas aksi mogok ini, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta serta jajaran Polresta Yogyakarta mengadakan pertemuan dengan para perwakilan sopir. Dalam pertemuan tersebut disepakati jika kenaikan retribusi ditunda hingga satu pekan ke depan. "Saya sudah koordinasi dengan Pak Walikota dan demi kebaikan kita semua, beliau memutuskan jika kenaikan ini ditunda," ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Widorisnomo, usai pertemuan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement