REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Biro berita internasional Teheran untuk Reuters menghentikan kegiatannya untuk waktu yang tidak terbatas. Hal tersebut dilakukan atas laporan Reuters yang tidak tepat menggambarkan ninja perempuan Iran sebagai teroris.
Keputusan tersebut diumumkan Kepala Bagian Pengawasan Media Asing Kementerian Panduan Budaya dan Islam Iran Mohammad Javad Aghajari melalui kantor berita resmi Islamic Republic News Agency (IRNA), Senin (2/4).
"Keputusan diambil setelah kantor berita tersebut menayangkan video yang menampilkan sejumlah perempuan Iran yang berlatih Ninjutsu di Karaj di utara Teheran," kata Aghajari dalam pernyataannya.
Dalam tulisannya, Reuters menurunkan judul 'Ribuan Ninja Perempuan Iran Dilatih Sebagai Pembunuh'. Namun, setelah menerima keluhan dari Iran, judul tersebut diubah menjadi '3.000 Ninja Perempuan Berlatih di Iran'.
Baru-baru ini, kantor berita milik pemerintah Press TV melaporkan beberapa ninja perempuan dalam video tersebut berencana menuntut Reuters karena pencemaran nama baik.
Dalam pernyataannya di IRNA, Aghajari mengatakan laporan Reuters telah meninggalkan kesan buruk. Memberitakan bahwa adanya pelatihan pembunuhan dan terorisme di Iran juga dinilai sebagai cara yang licik.
Tulisan tersebut sengaja dibuat untuk memanipulasi opini publik. Reuters akan dihentikan hingga penyelidikan menyeluruh selesai.
Otoritas Iran dengan rutin mengawasi dan membatasi aktivitas wartawan asing. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah menaruh perhatian terhadap bagaimana Iran digambarkan oleh media Barat.