Selasa 03 Apr 2012 17:06 WIB

Indonesia Konsumsi Beras Tiga Juta Ton per Bulan

Rep: Bambang Noroyono / Red: Karta Raharja Ucu
Impor beras (ilustrasi)
Impor beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Kementerian Pertanian Republik Indonesia mendukung penuh program Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang mencanangkan program 'One Day No Rice' (sehari tanpa nasi). Sebab, Kementan menilai program tersebut meminta masyarakat mengurangi konsumsi nasi dan ganti mengonsumsi makanan jenis umbi-umbian.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, konsumsi pangan pokok beras per kapita di Asia Tenggara masih tinggi. Saat ini konsumsi pangan sumber karbohidrat dari jenis padi-padian, mencapai 316 gram per kapita per hari, padahal cukup mengonsumsi 275 gram per kapita per hari. Sedangkan konsumsi umbi-umbian hanya 40 gram per kapita per hari, dari jumlah ideal 100 gram per kapita per hari.

"Banyak yang overweight (kelebihan berat badan) di masyarakat kita. Dan Indonesia peringkat empat dunia dalam diabetes," kata Suswono, saat memberi sambutan pada program One Day No Rice, di Gedung Pemerintah Kota Depok, Selasa (3/4) kemarin.

Menteri 52 tahun itu melanjutkan, walau Indonesia tak terlalu jauh dengan Vietnam, tapi masyarakat Indonesia terlalu banyak mengonsumsi beras. Sementara konsumsi umbi-umbian kecil, sedangkan untuk terigu malah meningkat.

"Seakan kalau belum ada nasi belum makan, hingga kebutuhan beras kita mencapai 2,7-2,8 juta ton per bulan," terang menteri asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Padahal, tambah Suswono, Thailand hanya mampu menghasilkan 20 juta ton beras per tahun, tetapi mampu mengekspor. Sementara Indonesia menghasilkan 37 juta ton per tahun, tapi untuk memenuhi 247 juta lebih penduduk.

"Penduduk Indonesia tiga kali lebih banyak penduduk Thailand, kita hanya surplus 3-4 juta ton, dan akan ditargetkan menjadi 10 juta ton di 2014," tuntas Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI untuk periode 2004-2009 dari Fraksi PKS ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement