REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eksistensi bisnis bukan hanya terpaku pada raihan keuntungan. Nilai spiritualisme sekaligus sosialisasi kemandirian lewat wirausaha menjadi kekuatan sinergitasnya. "Selain aktivitas bisnis, banyak sekali upaya pemberdayaan generasi muda yang kita berikan melalui pelatihan gratis kewirausahaan," papar Presiden Direktur Kebab Turki Baba Rafi, Hendy Setiono, Senin (3/4).
Pengusaha muda asal Surabaya ini bukan bermaksud menangguk untung saja di bisnis makanan siap saji ini. Ia serius membuka Baba Rafi Academy medio 2009 lalu sebagai pusat pelatihan bagi para peminat usaha. Mereka diajari mengelola usaha makanan hingga pengelolaan keuangan dengan prinsip akuntansi.
Program ini diminati para pemuda yang hanya lulusan SMU, masyarakat yang hanya berpendidikan rendah, hingga para fakir miskin. Setidaknya kini ada 110 outlet percontohan dari program ini. "Harapannya kita bisa menyinergikan konsep bisnis serta jejaring pemberdayaan kewirausahaan di kalangan masyarakat informal,"cetus jebolan Fakultas Teknik Informatika ITS ini.
Kesuksesan bisnis Hendy direngkuhnya melalui perjuangan sejak tahun 2003. Berawal dari jualan dengan gerobak, ia berhasil mengembangkan sayap bisnisnya dalam waktu empat tahun. Hingga pengujung 2006, pengusaha muda tersebut mencatat telah memiliki 100 outlet Kebab Turki Baba Rafi yang tersebar di 16 kota di Indonesia.
Ke depan, Hendy berencana mengembangkan usahanya itu ke luar negeri. Dua negara yang diincar adalah Malaysia dan Thailand. “TV BBC London dan majalah Business Week International pernah meliput usaha saya tersebut. Setelah itu, ada orang yang menawari saya membuka outlet di Trinidad & Tobago serta Kamboja,” jelasnya.