REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Uskup Canterbury, Rowan williams percaya jilbab adalah pilihan pribadi muslimah. Melalui jilbab, muslimah coba memperlihatkan identitasnya dalam masyarakat yang berbeda.
"Jilbab itu merupakan bentuk penegasan identitas seseorang akan keyakinan yang dianut," komentar Rowan yang belum lama ini mengundurkan diri sebagai uskup, seperti dikutip onislam.net, Selasa (3/4).
Rowan pun mempertanyakan pandangan negatif terhadap perempuan yang mengenakan jilbab atau cadar. Menurutnya, pandangan itu tidak terlepas dari apa yang disebut sterotip negatif. "Ini yang sering keliru," ujar dia.
Pernyataan Rowan bukanlah yang pertama. Pada 2006 lalu, Rowan sempat memperingatkan Pemerintah Inggris tidak menerapkan aturan yang melarang pengenaan jilbab atau burka. Sebab, hal itu akan berdampak negatif secara politik.
Seperti diberitakan sebelumnya, hingga saat ini ada sekitar 2.869.000 Muslim di Inggris atau 4,6 persen dari total populasi. Angka ini melonjak jauh dari sensus 2001 yang mencatat hanya ada 1.647.000 pemeluk Islam di negeri Ratu Elizabeth itu.
Namun, jumlah itu jika dibandingkan dengan Muslim di seluruh dataran Eropa masih relatif kecil. Bahkan, Inggris berada di posisi ketiga setelah Jerman yang mencatat ada 4.119.000 Muslim atau sekitar lima persen, disusul Prancis yang mempunyai 3.574.000 penduduk Muslim.