REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Insiden percobaan bunuh diri oleh seorang wanita tak dikenal mewarnai upaya pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap sejumlah anggota DPRD Riau yang diduga terlibat kasus gratifikasi proyek Lapangan Tembak senilai Rp 40 miliar.
Seorang wanita itu tiba-tiba pingsan di Jalan Gajah Mada, Pekanbaru, Rabu (4/4) sekitar pukul 15.30 WIB, berjarak sekitar beberapa meter dari Markas Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Riau tempat dimana para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) diperiksa tim penyidik KPK.
Diduga, wanita ini mencoba bunuh diri dengan cara meminum premiun atau bensin karena dari mulutnya tercium aroma bensin yang cukup pekat.
Menurut sumber kepolisian, wanita malang ini diduga hendak melakukan percobaan bunuh diri setelah mengalami depresi dan mendapatkan perlakuan buruk oleh seorang Polisi Wanita yang bertugas di Polda Riau.
Pelaku juga membawa helaian kertas yang bertuliskan keinginannya untuk mengakhiri hidup.
Peristiwa itu menarik perhatian banyak orang yang kebetulan melintas di Jalan Gajah Mada, tak pelak puluhan wartawan berbagai media cetak yang kebetulan tengah menunggu hasil pemeriksaan penyidik KPK terhadap sejumlah anggota DPRD Riau terkait kasus gratifikasi.
"Kejadian ini aneh, mengejutkan kami," kata seorang wartawan media cetak harian di Pekanbaru, Galih.
Menurut Galih, wanita ini juga meninggalkan sepucuk surat yang cukup mengagetkan, hingga mampu mengalihkan fokus banyak wartawan yang tadinya mengarah pada proses pemeriksaan para wakil rakyat.
Dari coretan sepucuk surat yang dituliskan si wanita malang yang mengenakan celana jeans hitam dan jaket warna serupa ini sengaja ingin mengakhiri hidupnya karena sakit hati setelah difitnah oleh anggota Polwan Polda Riau.
Wanita tak dikenal ini juga mengaku telah mendapatkan perlakuan kasar dari Polwan Polda Riau itu. Beruntung, upaya bunuh diri wanita malang ini dapat dicegah oleh beberapa awak media yang yang memusatkan perhatian ke pelaku aksi tragis ini.
Pelaku akhirnya pun dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad oleh beberapa orang wartawan dengan menggunakan mobil milik Perusahaan Media, Metro TV yang kebetulan parkir tidak jauh.