REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Banjir akibat luapan kali Grogol di Pondok Labu, sudah dua hari menggenangi perkampungan warga. Terparah, tepatnya di Gang Wibawa RT 12/01 Cilandak, Jakarta Selatan. Walau surut, ketinggian air lumpur masih se-paha orang dewasa.
Sekitar 300 orang penduduk sempat mengungsi ke Mushala Al-Ihsan menghindari banjir tersebut. "Ini sudah surut, dua hari yang lalu sampai seatap rumah orang," kata Ketua RT Waryudi, saat ditemui di lokasi, Rabu (4/4) sore.
Waryudi menceritakan, air dan lumpur yang membawa serta sampah, mulai masuk ke pelataran rumah warga pada Senin menjelang malam. Curah hujan yang tinggi di wilayah Jakarta dan sekitarnya, membuat kali grogol tidak mampu menampung volume air. "Kalinya sudah dangkal, posisi (kampung) kami juga terlalu rendah," kata Waryudi.
Selain itu, tambah Waryudi, volume sampah yang dibawa oleh arus kali juga sangat banyak, sehingga terjadi penumpukkan di sisi jembatan Jalan Haji Ipin. Waryudi juga menyesalkan adanya kabel telekomunikasi yang melintas di bawah jembatan, yang justru membuat sampah semakin menumpuk.
"Warga sudah meminta untuk mengalihkan kabel tersebut, sampah 'nyangkut' disitu semua," ujarnya.
Walau hingga kini tidak ada korban jiwa atau sakit, warga berharap pemerintah kota memperhatikan nasib mereka. Mereka ingin pemerintah setempat mengeruk kali grogol yang sudah lama terjadi pendangkalan. "Ini (banjir) lebih parah dari 2009 lalu," kesal Rima salah satu warga RT 11, RW 01.
Rima yang kesehariannya menjaga kios di pinggiran kali grogol ini pun harus merelakan sebagian barang dagangannya hanyut terbawa banjir. Pasalnya air setinggi kurang lebih satu meter sempat menggenangi tempat usahanya tersebut.
"Baru hari ini buka, sebagian (barang dagangan) hanyut," kata Rima