REPUBLIKA.CO.ID, Bahrain--Gangguan kesehatan masih menjadi masalah utama aktivis hak asasi manusia Bahrain Abdulhadi al-Khawaja karena ada resiko besar yang akan dialaminya. Mogok makan yang dilakukan aktivis tersebut di penjara telah memasuki hari ke-57.
Khawaja dipindahkan ke rumah sakit penjara pada 3 April karena memburuk kesehatannya. Sebelumnya ia telah diberi hukuman seumur hidup pada bulan Juni tahun lalu.
Pengacaranya mengatakan pada Rabu kemarin bahwa kesehatan Khawaja telah mengalami kemunduran sampai ke tingkat "tidak bisa bergerak."
Demonstran Bahrain secara terus-menerus telah menuntut pembebasan Khawaja. Menurut Pusat Hak Asasi Manusia Bahrain, Aktivis terkemuka Bahrain telah berjanji untuk melanjutkan mogok sampai "kebebasan atau kematian” Khawaja.
Amnesty International menyerukan "pembebasan segera dan tanpa syarat" untuk Khawaja dan 13 aktivis lainnya yang ditaham pada 30 Maret.
Sementara itu, Bahrain melanjutkan demonstrasi mereka terhadap keluarga penguasa Al Khalifa di seluruh negeri sebagai pasukan rezim tentara yang melakukan kekerasan terhadap aksi damai.
Sebelumnya Aktivis Bahrain mengatakan lima orang telah tewas selama demonstrasi anti-rezim nasional sejak 17 Maret, 2012.
Selain ituBahrain juga menahan Raja Hamad bin Isa Al Khalifa karena dianggap bertanggung jawab atas kematian demonstran selama pemberontakan yang terjadi di Negara tersebut sejak bulan Februari 2011.