REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Sedikitnya 27 tentara Suriah, pemberontak dan warga sipil tewas dalam kekerasan pada Jumat (6/4). Aktivis oposisi mengatakan, pasukan telah mundur empat hari sebelumnya setelah disetujui oleh Presiden Bashar al-Assad sebagai bagian dari rencana perdamaian yang didukung PBB.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan mereka yang tewas diantaranya sepuluh orang adalah korban pengeboman tentara, termasuk empat pejuang pemberontak, di titik nyala, pusat kota Homs. Dua tentara tewas dalam bentrokan terpisah dan satu orang tewas di kota Douma.
Observatorium yang berbasis di Inggris, yang memiliki jaringan kontak di Suriah, juga melaporkan tujuh warga sipil dan empat tentara tewas dalam bentrokan dan pemboman di Anadan, sebelah utara Aleppo. Tiga orang tewas dalam Hama.
The Free Syrian Army (FSA) mengatakan telah bertemu dengan delegasi dari utusan perdamaian PBB Kofi Annan pekan ini. Mereka menegaskan, pejuangnya akan menghentikan penembakan jika Assad menarik diri (tank dan pasukan) ke barak sebelum batas waktu gencatan senjata Kamis depan.
“Pembicaraan diadakan dan FSA mengatakan akan menarik diri dari kota-kota dan kembali ke barak,” kata pemimpin FSA, Kolonel Riad al-Asaad seperti dilansir pada Reuters. Namun demikian dirinya menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Rencana tersebut diantaranya menyerukan penarikan pasukan pada (10/4) dan gencatan senjata pada (12/4). Assad mengatakan kepada Annan dua pekan lalu, ia telah menerima ketentuan. Rencana Annan memang tidak menetapkan penarikan ke barak. Namun ia menyebut tentara harus mulai mundur dari pusat-pusat kota.